Senin, 25 November 2013

KLEPTOMANIA

MAKALAH
PROSEDUR KELOMPOK DALAM KONSELING
“KLEPTOMANIA”



Disusun Oleh :
      1. Zaliah Parlinda        NIM : 120509506
      2. Yanti Sarah              NIM : 1205095068
      3. Frengky                   NIM : 1205095073
      4. Ida Faridah J.          NIM : 1205095077 
      5. Rimayatun Indama  NIM : 1205095080
      6. Sherina                     NIM : 1205095088
      7. Armi Rifametia        NIM : 1205095097
      8. Intan safariyah        NIM : 1205095100
      9. Riski Rindani N.     NIM : 1205095108
      10. Ermi Yanti                NIM : 1205095109


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013




KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan segala nik’matnya kepada hamba-hamba-NYA dan oleh karena itu makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik walaupun dalam penulisan ini masih begitu banyak kekurangannya.
            Dan kami ucapkan rasa terima kasih kami kepada kedua orang tua kami yang selalu memberi kami semangat dalam menuntut ilmu yang pada akhirnya memberikan semangat motivasi kami dalam menuntut ilmu.
            Dan kami ucapkan pula rasa terima kasih kami kepada  Bapak Rahman, S.Pd. M,Pd yang dengan sabar membimbing kami dan menuntun kami dalam belajar.
            Mungkin kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali dari kesempurnaan, baik dari isi, penyajiannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menuju kesempurnaan dalam penulis ini. Semoga hadirnya makalah yang sederhana ini bisa memberi manfaat untuk pembaca dan terutama untuk penulis.

                                                                     Samarinda, 20 November 2013


                                                                                                                     Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................      2
DAFTAR ISI......................................................................................................................      3
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .......................................................................................................      4
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................................      4
C.     Tujuan Penulisan ....................................................................................................      5
BAB II : DASAR TEORI
A.    Konsep Dasar..........................................................................................................      6
B.     Definisi Kleptomania Berdasarkan Beberapa Sumber................................................      6 
BAB III : PEMBAHASAN
A.    Ciri-ciri Kleptomania.................................................................................................      9      
B.     Faktor Penyebab Kleptomania................................................................................      10
C.     Pendekatan Kleptomania.........................................................................................      11
D.    Pencegahan dan Cara Mengatasi Kleptomania..........................................................      16
BAB IV : PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................................      20
B.     Saran......................................................................................................................      20
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar belakang
Klepto itu bukan merupakan peristiwa herediter (bawaan sejak lahir,warisan) juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku Klepto itu bisa dilakukan oleh individu yang memiliki penyakit sikologis, baik wanita maupun pria dapat berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun lanjut umur. Tindak seseorang yang memiliki sikap penyakit Klepto bisa dilakukan secara tidak sadar, yaitu difikirkan, direncanakan dan diarahkan pada satu maksud tertentu secara sadar benar. Namun bisa juga dilakukan secara setengah sadar; misalnya didorong oleh impuls-impuls yang hebat, didera oleh dorongan-dorongan paksaan yang sangat kuat (kompulsi-kompulsi), dan oleh obsesi-obsesi. Klepto bisa juga dilakukan secara tidak sadar sama sekali. Misalnya, karena terpaksa untuk mempertahankan hidupnya, seseorang harus melawan dan terpaksa membalas menyerang, sehingga terjadi peristiwa pembunuhan.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kleptomania berdasarkan Beberapa Sumber?
2.      Bagaiman ciri-ciri kleptomania?
3.      Apa saja faktor penyebab terjadinya kleptomania?
4.      Pendekatan apa saja yang digunakan untuk mencegah kleptomania?
5.      Bagaimana cara pencegahan dan cara mengatasi kleptomania?

C.                Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui serta memahami pengertian kleptomania berdasarkan Beberapa Sumber.
2.      Untuk mengetahui serta memahami ciri-ciri kleptomania.
3.      Untuk mengetahui serta memahami faktor penyebab kleptomania.
4.      Untuk mengetahui serta memahami Pendekatan yang digunakan untuk mencegah kleptomania.
5.      Untuk mengetahui serta memahami cara pencegahan dan cara mengatasi kleptomania.

BAB II
DASAR TEORI

A.                Konsep Dasar
            Kata kleptomania di kalangan masyarakat kita belum diketahui secara umum dan dalam bahasa sehari-hari pun belum dipahami arti sesungguhnya sesuai dengan pengertian secara intelektual medis. Oleh karena itu, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya bila misalnya ada kejadian-kejadian yang sangat sadis dan berlebihan dalam menangani masalah pencurian yang sangat sepele di lingkungan tempat tinggal, di toko-toko atau di jalan tanpa diketahui dulu historikal pencurinya.Untuk menghindari kejadian-kejadian seperti itu kita seharusnya mengetahui dulu latar belakang medis si pencuri itu sendiri, apakah ia menelan obat antidepressiva dari dokter karena kleptomania atau tidak.

B.                 Pengertian Kleptomania Berdasarkan Beberapa Sumber
            Kegagalan rekuren untuk menahan impuls untuk mencuri barang-barang yang tidak diperlukan untuk pemakaian pribadi atau yang memiliki arti ekonomi, benda-benda yang diambil sering kali dibuang, dikembalikan secara rahasia, atau disembunyikan. Orang kleptomania mungkin merasa marah atau balas dendam, mereka juga tidak mempertimbangkan kemungkinan penangkapan meskipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. (Kaplan dan Sadock, 1997 : 224)
            Orang dengan klpetomania tidak mencuri untuk alasan ekonomis. Barang-barang yang mereka curi pada umumnya bukanlah barang barang yang mereka butuhkan karena bukan barang tersebut yang menjadi sasaran mereka melainkan tindakan mencuri itu sendirilah yang merupakan sasaran. (Kaplan dan Sadock, 1997). Mereka mencuri tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.
            Ketidak mampuan seseorang menolak dorongan berulang untuk mencuri barang barang yang seebenarnya tidak diperlukan untuk kegunaan pribadi atau yangdicuri bukan karena?nilai uangnya. Tindakannya mengikuti pola tertentu yaitu merasakan ketegangan tepat sebelum mencuri dan diikuti rasa puas atau lega saat pencurian dilakukan (Mc. Elroy dan Arnold, 2001)
            Gangguan yang ditandai oleh kegagalan menahan dorongan yang berulang untuk mencuri sesuatu yang tidak menghasilkan uang. Barang itu kemudian dibuang, diberikan kepada orang lain atau dikumpulkan. (PPDGJ III, 1993)
            Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, “mencuri”, μανία, “mania”) adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri, tidak dapat menahan keinginan untuk mengumpulkan atau menimbun barang. Orang dengan kelainan ini terdorong untuk mencuri barang-barang, umumnya barang-barang yang tidak berharga, seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.
            Klepto diartikan sebagai suatu kecendrungan yang dimiliki seseorang untuk mengambil benda-benda milik orang lain, dengan atau tanpa sepengetahuan orang tersebut. Mania berarti dilakukan berulang kali dan menjadi suatu kebutuhan untuk orang tersebut. Kleptomania sebenarnya sama saja dengan mencuri karena intinya adalah mengambil milik orang lain. Kleptomania sebenarnya bukanlah suatu kecendrungan yang dibawa sejak lahir, namun hal tersebut terjadi karena proses pengkondisian diri lingkungan sosial. Jika dibiarkan dan tidak ditangani maka seiring dengan usia, perilaku kleptomania akan berkembang menjadi perilaku-perilaku buruk yang lain seperti berkata bohong, menyangkal, menyalahkan orang lain, tidak bertanggung jawab dan memanipulasi fakta yang kesemuanya akan bermuara pada pembentukan sifat kurang peka terhadap perasaan orang lain atau yang lebih parah adalah tingkah laku yang anti sosial atau psikopat.
            Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.
            Kleptomania adalah gangguan fungsi kepribadian yang ditandai oleh kebiasaan mencuri. Berbeda dari pencurian biasa, pada penderita kleptomania benda yang dicuri biasanya tidak ada hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pribadi yang bersangkutan, bahkan bila diperhatikan  nilai materi benda yang dicuri juga sangat kurang berharga. Biasanya sebelum terjadi pencurian penderita mengalami keadaaan ketegangan emosional tertentu dan setelah perilaku mencuri itu terjadi ia merasakan penurunan ketegangan dan menjadi rileks.

BAB III
PEMBAHASAN

A.                Ciri-ciri Kleptomania
            Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- DSM IV-TR (text revision) terbitan American Psychiatric Association (Edisi ke IV, 2000):
1)      Pengulangan mencuri benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan atau kadang benda-benda itu diberikan untuk orang lain. Benda-benda yang diambil adalah benda-benda yang tidak mempunyai nilai, tidak berharga.
2)      Peningkatan dorongan secara terus-menerus sebelum mencuri.
3)      Timbul rasa senang ketika mencuri berhasil dilakukan.
4)      Proses mencuri tersebut tidak dimotivasi oleh rasa marah atau keinginan untuk balas dendam dan tidak disebabkan oleh delusi dan halusinasi.
5)      Perilaku tersebut tidak disebabkan oleh conduct disorder, manic episode pada gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian antisosial.
6)      Orang kleptomania biasanya akan mengalami stres sebelum mengambil dan juga dia tidak mempunyai rasa bersalah.
7)      Umumnya Penderita Mampu Membeli Barang Yang Dia Curi.
8)      Penderita Akan Merasa Tegang Saat Melihat Barang Yang Dia Inginkan Dan Sesaat Sebelum Mengambulnya.Setelah Berhasil Ia Akan Merasa Senang Dan Lega.
9)      Penderita mengambil barang secara spontan dan tanpa strategi serta langkah yang rumit, seringkali ia meninggalkan jejak dan jejak tersebut justru mengarah ke pelaku tunggal yaitu ia sendiri.
10)  Penderita tidak merasa bersalah setelah mengambil barang tersebut,bahkan ia akan berani memakainya di depan si pemilik asli,tetapi ada pula yang menyembunyikan atau malah mengembalikannya.
11)  Punya keinginan besar yang begitu mendesak untuk mencuri pada barang yang mungkin tidak ia perlukan.
12)  Merasa lega dan puas saat mencuri.
13)  Tapi setelah mencuri akan merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri dan takut ditahan polisi.
14)  Meski sesudah mencuri timbul rasa takut dan menyesal tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang.
15)  Orang kleptomania mencuri bukan untuk kepentingan pribadi atau balas dendam, tetapi karena dorongan yang begitu kuat sehingga timbul rangsangan untuk mencuri.
16)  Perasaan tidak nyaman (inadequacy) 
17)  Perasaan tidak aman (insecurity) 
18)  Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence) 
19)  Kurang memahami diri (self-understanding) 
20)  Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial 
21)  Ketidakmatangan emosi 
22)  Kepribadiannya terganggu 
23)  Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf 

B.                 Faktor Penyebab Kleptomania
            Penderita itu tidak merencanakan melakukan aksi mencuri. Dorongan untuk melakukan itu muncul secara tiba-tiba. Setelah menyadari keadaannya, pada umumnya mereka yang melakukan tindakan ini merasa malu dan jarang melaporkan perilakunya ini. Apa yang menyebabkan keadaan ini, belum diketahui secara pasti. Ada yang menduga dari pandangan psikodinamika karena ada pertahanan melawan impuls, keinginan, konflik atau kebutuhan yang menakutkan di alam bawah sadar. Impuls atau keinginan ini merupakan refleksi motif seksual atau masochistic (kesenangan karena menderita) dan tindakan mencuri merupakan pengeluaran impuls yang menunjukkan mekanisme narsisistik individu yang mudah dikritik untuk mencegah pengecilan diri.penyebab lainnya adalah :
1)         Kejadian traumatis,atau kehilangan yang membuatnya terpukul.
2)         Bentuk pemberontakan terhadap suatu system.
3)         Kerusakan otak dan keracunan CO(karbon monoksida).
4)         Jumlah cairan otak serotonin yang tidak normal.
5)         Gejala kleptomania cenderung tampak atau terjadi saat stress yang bermakna (kehilangan, perpisahan, akhir hubungan yang berarti).
6)         Terjadi karena penyakit otak DNA retardasi mental (dimana ditemukan keadaan neurologis fokal, atropi otak kortikal dan pembebasan vertikal lateral serta gangguan metabolisme monoamin khususnya serotonia).         
            Kurangnya kasih sayang ketika masa kanak-kanak pun dapat menjadi penyebab timbulnya kleptomania, Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah Roslina Verauli M.Psi menjelaskan kalau kleptomania umumnya disebabkan oleh kurang harmonisnya hubungan seseorang dengan keluarga. Misalnya, anak kecil yang kurang mendapat perhatian atau kontrol dari orangtuanya.
            Kebanyakan penelitian menyokong pendapat bahwa seseorang dengan kleptomania mempunyai keruwetan dan disfungsi pada masa kanak-kanaknya. Dorongan mencuri adalah usaha untuk mengembalikan kekurangan pada masa kanak-kanak dini ini. Kleptomania sering ditemukan merupakan bagian dari spektrum gangguan afektif, atau memperlihatkan gejala obsesif kompulsif termasuk kompulsif dalam mencuci tangan, membersihkan, memeriksa, mengumpulkan dan membeli sesuatu atau gangguan makan terutama bulemia. Kleptomania erat hubungan dengan sistem serotonergik.
Kleptomania adalah penyakit kronik, umumnya dimulai pada akhir remaja dan kemudian berlanjut beberapa tahun kemudian.

C.    Pendekatan Kleptomania
1.                  Pendekatan Psikologis
            Kleptomania dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya ialah sebagai wadah pemenuhan kepuasaan. Dilihat dari kacamata ilmu jiwa, kleptomania merupakan sebuah impuls abnormal untuk mencuri. Ini merupakan penyakit mental patologis.
Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi selama tindakan. Mencuri adalah tidak direncanakan dan tidak melibatkan orang lain.
            Walaupun pencurian tidak terjadi jika kemungkinan akan ditangkap, orang kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan mereka, kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa malu. Orang kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri, tetapi mereka tidak marah atau balas dendam. Selain itu, jika benda yang dicuri adalah sasaran, diagnosis bukan kleptomania, karena kleptomania tindakan mencuri itu sendirilah yang menjadi sasarannya.
            Seperti yang dikemukan diawal pembahasan ini bahwa kebanyakan dari penderita adalah para remaja, disaat masa pubertas hingga orang dewasa. Dalam pandangan psikologi, masa remaja merupakan masa dimana seseorang tengah asyik untuk mencoba-coba berbagai hal, dari yang bermanfaat bagi dirinya hingga hal-hal yang dapat memberikan kepuasan dalam dirinya. Ketika seorang remaja mencoba-coba tindakan tersebut dan dia mendapatkan “reward” berupa kepuasan dalam dirinya, maka ia cenderung terus melakukan tindakan tersebut, apapun resikonya. Seperti yang dikemukakan dalam teori Operant Conditioning bahwa seseorang cenderung mempertahankan perilakunya apabila ia mendapatkan reward dari tindakannya tersebut. Reward bagi seseorang jelas tidak terbatas hanya pada bentuk materi. Kepuasan diri dan pemenuhan hasrat mencari sensari dapat menjadi reward yang besar bagi seseorang. Dalam pandangan psikoanalisa, seseorang mempunyai dorongan-dorongan dari alam bawah sadar yang biasa disebut dengan “id”. Dorongan-dorongan tersebut cenderung mengajak manusia melakukan keburukan. Pandangan Freud tentang manusia adalah pada dasarnya manusia merupakan kumpulan-kumpulan hasrat jahat. Selain “id” manusia juga memiliki eksekutor yang disebut dengan “ego”. Ego bertindak sebagai eksekutor dari dorongan-dorongan yang diberikan id dan dirasionalisasikan oleh “super ego” sehingga yang tersalurkan lewat ego merupakan tindakan yang telah mengalami “diskusi” antara id dengan super ego. “Super ego” memberikan pertimbangan yang lebih baik pada ego dalam melakukan sebuah keputusan dan tindakan dari semua hasrat/keinginan-keinginan alam bawah sadar. Penderita Kleptomania mempunyai id yang cukup kuat untuk mengajaknya melakukan tindakan pengambilan barang seseorang. Dorongan-dorongan tersebut seolah membujuk penderita bahwa dengan mengambil barang orang lain, maka ia akan mendapatkan hal menyenangkan yang dapat membuatnya bahagia. Namun bukan berarti super ego tidak bertindak dalam meminimalisir tindakan tersebut, bahwa sebenarnya penderita masih menyadari noma-norma dan dan moral dalam bermasyarakat hanya saja saat melakukan tindakan tersebut, penderita seolah tengah “dirasuki” sehingga pada saat melakukan tindakan tersebut seolah ia tidak sadarkan diri, terhanyut oleh id-nya untuk mengambil barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan atau bahkan ia dapat membelinya sendiri. Super ego akan timbul setelah ia melakukan tindakan tersebut, perasaan bersalah terkadang  juga menghantui menderita kleptomania, sehingga timbulah depresi pada penderita yang terkadang penjadi penyebab tindakan bunuh diri. Saat sadar ia menyadari tindakannya itu tidak baik dan membuatnya terpuruk dimasyarakat, namun ia tidak dapat mencegah tindakannya tersebut saat ia sudah mulai melakukan aksi-nya dalam mengambil barang orang lain. Karena sensasi-lah yang ia cari, ketegangan saat melakukan dan perasaan puas saat tindakannya telah selesai dan ia merasa telah berhasil, bahkan seolah aktualisasi dirinya telah tercapai.

2.                  Pendekatan Sosial
            Kleptomania merupakan salah satu gangguan mental. Hambatan-hambatan yang berkaitan dengan kesehatan mental ialah banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya mengalami gangguan mental. Disamping itu banyak orang yang menderita gangguan mental tidak mau menerima perawatan apapun. Pada penderita kleptomania, orang tersebut bisa jadi sadar bahwa perilakunya merugikan masyarakat dan ia merasa malu untuk bersosialisasi, namun terkadang peran masyarakat pula lah yang diperlukan.
            Sebagian orang masyarakat ada yang tidak mengetahui bahwa kleptomania merupakan suatu gangguan mental. Mereka berfikir orang-orang yang melakukan klepto merupakan seorang pencuri, sehingga penderitapun dikucilkan dan dicemooh. Sebagian masyarakat yang lainpun bisa jadi mengetahui gangguan mental kleptomania ini, namun karena berbagai faktor seperti sulitnya mencari seorang psikolog, tidak adanya fasilitas-fasilitas yang memadai, kekurangan biaya,  sehingga pengobatan dan perawatan tidak dilakukan. Dengan adanya pendeskriminasian pada masyarakat, maka akan timbul perilaku menarik diri, merasa diri paling bersalah, malu untuk bersosialisasi, dan masih banyak hal lain yang mengekang perilaku sosalisasi penderita. Penderita akan menjadi pribadi yang cenderung pendiam, menyendiri, tidak mau berkomunikasi dan mengenal orang lain, menjadi orang yang introvert, merasa masyarakat sekitar memandang hina pada dirinya sehingga tidak ada keinginan untuk membina sosialisasi. Namun faktor eksternal pun terlibat seperti, menjauhnya masyarakat dari penderita kleptomania, timbulnya jugdement masyarakat pada penderita yang terkadang hal ini justru memicu penderita untuk tetap melakukan tindakan klepto-nya, penderita merasa tidak ada lagi yang percaya dengan dirinya, maka timbullah stress bahkan depresi berat.
            Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui berbagai gangguan mental termasuk kleptomania dan cara pengobatannya, sehingga baik masyarakat maupun penderita dapat terbebas dari perasaan bersalah dan tindakan yang salah terhadap penderita.

3.                  Pendekatan Spiritual
            Dalam agama Islam, mencuri merupakan perbuatan tercela yang dapat merugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Namun kita harus dapat membedakan antara tindakan mencuri dengan kleptomania. Mencuri adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Berbeda halnya dengan kleptomania, penderita tidak menyadari perbuatannya tersebut. Terjadinya tindakan mengambil barang orang lain karna adanya dorongan-dorongan dan sensasi yang terjadi saat melakukan pengambilan barang tersebut dan adanya kepuasan saat selesai melakukan tindakan tersebut.
            Dalam Islam mengajarkan bahwa buku amalan akan ditarik dalam 3 kriteria, salah satunya ialah apabila orang tersebut tidak berakal/adanya gangguan jiwa (hilang ingatan), maka Allah akan mengampuni kesalahannya. Dosa seseorang akan berlaku bagi mereka yang bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Mereka yang menyadari dan mengetahui bahwa tindakan mencuri merupakan tindakan buruk dan merugikan orang lain, namun tetap melakukan hal tersebut, maka jelas ia telah melanggar larangan Allah dan Allah tidak menyukai perbuatannya. Namun pada penderita kleptomania, pada saat melakukan tindakan tersebut, hilangnya kesadaran mereka untuk dapat mengontrol diri dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
            Salah satu penyebab tindakan klepto adalah timbulnya gangguan kecemasan dan hati yang tidak tenang. Maka Allah telah menurunkan firman-Nya seperti diatas. Bahwa dengan mengingat Allah (berdzikir) akan menghindarkan seseorang dari berbagai gangguan jiwa seperti kleptomania. Seorang muslim seharusnya mempercayai bahwa jika ia mengingat Allah dalam setiap keadaan, maka itu dapat menjadi penyembuh dari berbagai penyakit hati dan gangguan jiwa. Sehingga Mencuri untuk alasan apapun adalah tetapalah dianggap salah (termasuk Robin Hood lho!). Namun apa jadinya bila mencuri iu adalah suatu obsesi pada seseorang? keinginan itu muncul begitu saja dengan sendirinya ketika melihat suatu barang. Padahal Barang ini sering dianggap tidak berharga sama sekali jika di lihat dari sisi nominal (gula, permen, sisir dll), namun keinginan untuk mencuri itu begitu sangat kuat mereka padahal mereka sadar jika mereka bisa membelinya dengan mudah, kecenderungan inilah yang di sebut Kleptomania.
            Kleptomania termasuk gangguan penguasaan diri, di mana tatkala hasrat mencuri muncul, penderita tidak sanggup mencegahnya. Pencurian tidak direncanakan, tapi merupakan tindakan atas dorongan sesaat saja. Penderita butuh dorongan teman/tim pendukung dan mesti meminta pertolongan Tuhan serta hidup dekat dengan Tuhan.
            Istilah kleptomania berasal dari dua kata, klepto dan mania, di mana klepto berarti mencuri sedangkan mania bermakna sebuah kegemaran yang berlebihan. Di bawah ini dipaparkan beberapa hal tentang kleptomania:
            Kleptomania masuk dalam kategori gangguan penguasaan diri, di mana tatkala hasrat mencuri muncul, maka tidak ada kesanggupan pada penderitanya untuk mencegahnya. Penderita kleptomania tidak merencanakan pencurian, ia bertindak atas dorongan sesaat saja.
            Pencurian pada kleptomania dilakukan bukan karena kegunaan atau nilai yang terkandung pada benda curian. Biasanya barang curian itu diberikan kepada orang lain atau dibuang dan hanya dalam kasus tertentu, barang itu disimpan.
            Sesaat sebelum melakukan pencurian, si individu merasakan ketegangan dan keresahan, sesudah pencurian, ia akan merasa lega dan puas.
            Pencurian pada kleptomania dilakukan bukan sebagai ungkapan kemarahan dan balas dendam kepada pihak tertentu.
            Penderita kleptomania menyadari bahwa perbuatannya salah dan acap kali merasa tertekan dan sedih namun ia tidak bisa menguasai dirinya tatkala hasrat itu muncul.

D.                Pencegahan dan Cara Mengatasi Kleptomania
            Berdasarkan pemahaman bahwa gangguan ini disebabkan masa kecil yang tidak terpuaskan yang bisa menimbulkan kegelisahan atau depresi, banyak spikiater mencoba memberikan obat anti-sedih. Namun banyak yang menyembuhkan penderita dengan melakukan pendekatan psikoterapi dengan cara memperbaiki perilaku atau mengubah cara pemahaman penderita mengenai dirinya. Sebenarnya kleptomania bisa di obati obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit obsesif-kompulsif,anti depresi seperti PROZAC,PAXI atau ZOLOFF.Penyembuhan dengan pendekatan psikoterapi dengan orientasi pemahaman memerlukan waktu panjang bisa 2-3 tahun. Ada baiknya dilakukan pendekatan untuk mengenal dirinya melalui meditasi. Dengan meditasi, penderita diajar untuk memusatkan pikirannya. Bila ia bisa melakukan pemusatan pikiran dan kemudian ia bisa tidur nyenyak, maka keseimbangan yang diperoleh ini akan meningkatkan fungsi sistem yang ada dalam tubuhnya. Sistem saraf otonom, sistem daya tahan tubuh dan sistem hormonal akan bekerja bersama-sama dalam keadaan seimbang yang mempengaruhi sistem neurotransmiter. Keseimbangan neurotransmiter ini akan meningkatkan kesadaran anak yang menyebabkan adanya pemahaman diri. Jika dengan dirinya sendiri ia belum mampu untuk memahami dirinya dan mengontrol dirinya, maka anak perlu ditangani oleh psikiater untuk mendapatkan psikoterapi meditasi sehingga proses pemahaman bisa diperoleh lebih cepat.
            Jika permasalahannya lebih banyak disebabkan oleh masa kecil yang tidak terpuaskan, maka memperbaiki trauma masa lampau sangat membantu anak memahami dirinya. Anak akan dibawa untuk merasakan apa yang terjadi waktu kanak-kanak dan menyelesaikan permasalahannya itu. Kalau permasalahan waktu kecil sudah dipahami seumur munculnya masalah itu, maka diharapkan editing sejak mulai adanya permasalahan sampai ke keadaan sekarang akan terjadi secara otomatis yang dilakukan oleh sendiri dirinya. Dengan anak ini melakukan meditasi selama 10 menit setiap hari dua kali, diharapkan disiplin diri sudah terbentuk, pengontrolan diri sudah terlatih sehingga munculnya impuls untuk mencuri bisa segera disadari dan dicegah untuk bertindak.
            Terapi yang digunakan dalam penyembuhan kleptomania adalah cognitive-behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi psikodinamika, self-group therapy dan rational emotive therapy. Pada CBT individu diharapkan dapat mengindentifikasi perilaku yang salah, pikiran negatif dan mengubah pikiran dan perilaku tersebut secara lebih sehat. Pada cognitive-behavioral therapy dan rational emotive therapy diberikan beberapa perlakuan seperti covert sensitization, dimana individu direkam secara diam-diam ketika melakukan pengutilan, hasil rekaman tersebut akan diperlihatkan kepada individu dengan pengarahan konsekuensi sosial terhadap perilakunya itu. Aversion therapy merupakan sesi dimana individu berusaha mengatur pernafasan secara tepat, menahan nafas untuk beberapa saat ketika rasa tidaknyaman muncul yang diakibatkan oleh dorongan-dorongan tersebut kembali muncul.
            Menanamkan konsep kepemilikan. Dengan memahami konsep kepemilikan, anak-anak akan bertanggung jawab dengan barang-barang miliknya dan menghormati barang orang lain. Jika dia menginginkan barang orang lain, anak harus minta izin terlebih dahulu. Untuk mengasah empatinya, diskusikan dengan anak apa yang dia rasakan jika barang yang dimilikinya diambil oleh orang lain tanpa izin.
            Membiasakan bersikap jujur. Tanamkan pada anak untuk selalu berkata dan bersikap jujur karena itu adalah modal untuk mendapatkan kepercayaan orang lain.
            Menjadi teladan. Orang tua harus menjadi contoh yang baik karena mereka selalu melihat apa yang orang tua lakukan.
            No labelling. Jangan kacaukan upaya perbaikan sikap anak dengan mengungkit-ungkit peristiwa pencurian yang telah dia lakukan, apalagi ditambah dengan memberikan julukan "si klepto" atau "tukang nyuri" karena saat dipanggil dengan julukan tersebut maka dia akan berperilaku sesuai dengan julukannya.
            Ingatkan bahwa selalu "ada yang Maha Melihat". Dengan memberikan pendidikan agama sejak dini, kita bisa memasukkan konsep Ketuhanan dan mengingatkan anak bahwa dimanapun mereka berada, tidak akan pernah sendirian karena Tuhan selalu melihat apa saja yang mereka lakukan. Dan Tuhan akan menyayangi anak-anak yang berbuat baik.
            Mencukupi kebutuhan anak. Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
            Memberi perhatian yang cukup. Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
            Mengenali pergaulan anak. Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
            Menyelidiki motivasinya. Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
            Memasukkan konsep nilai yang benar. Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
            Melakukan usaha secara bersama. Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
            Mendidiknya dalam kebenaran. Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertaubat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

BAB IV
PENUTUP
A.                Kesimpulan
            Klepto diartikan sebagai suatu kecendrungan yang dimiliki seseorang untuk mengambil benda-benda milik orang lain, dengan atau tanpa sepengetahuan orang tersebut. Mania berarti dilakukan berulang kali dan menjadi suatu kebutuhan untuk orang tersebut. Kleptomania sebenarnya sama saja dengan mencuri karena intinya adalah mengambil milik orang lain.
            Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Kebanyakan penelitian menyokong pendapat bahwa seseorang dengan kleptomania mempunyai keruwetan dan disfungsi pada masa kanak-kanaknya. Dorongan mencuri adalah usaha untuk mengembalikan kekurangan pada masa kanak-kanak dini ini.

B.                 Saran
1.      Individu harus bisa memahami dirinya sendiri, individu memahami sifatnya,memahami wataknya intinya ia bisa mengenal siapa dirinya ini.
2.      Dalam hal ini orang tua harus lebih memperhatikan anak dengan cara membangun relasi anatara anak dan orang tua dengan baik agar anak tidak merasa kurang diperhatikan.
3.       Agar dapat mengarahkan individu kearah yang lebih baik maksudnya orang tua dan guru-guru bidang studi dan pembimbing dapat membimbing dan mengarahkan individu agar  tidak mengulangi kesalahan yang individu perbuat.
4.      Orang tua adalah  yang diberi tugas khusus di samping mengajar untuk mengelola pribadi yang lebih baik, agar bahwasannya individu lebih mengarah ke pribadi yang lebih baik ,dalam hal ini orang tua sangat berperan penting untuk membimbing individu untuk menciptakan kepribadian yang lebih baik. 

DAFTAR PUSTAKA


Sawitri Supardi Sadarjoen. 2005. Jiwa Yang Rentan. Jakarta : Kompas

Nungky Gabriel. Senin, 22 Oktober 2012. P: 1. Jum’at, 22 November 2013.

            http://polaricius.blogspot.com/2012/10/kleptomania.html.

Rabu, 06 November 2013. Kleptomania, gangguan jiwa yang unik

http://hadinisme.blogspot.com/2010/03/kleptomaniagangguan-jiwa-yang-unik.html), kleptomania (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2174451-kleptomania/)

 

Rabu, 06 November 2013 Kleptomania, gangguan jiwa untu mencuri.

(http://www.infogue.com/viewstory/2010/12/13/ternyata_mencuri_itu_gangguan_jiwa_yang_serius/?url=http://www.tahukah-kamu.com/2010/10/kleptomania-gangguan-kejiwaan-untuk.html)

 

Novi Nolitavia. Selasa, 20 Maret 2012. P:1-2. Jum’at, 22 Nov 2013.

Selasa, 06 Oktober 2009. Jum’at,22 Nov 2013.

Rabu, 14 November 2012. page : 1-6. Sabtu, 16 N0vember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar